Dasar Teori
Suhu dimana cairan
mendidih dinamakan titik didih.
Jadi, titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung terbentuk dalam cairan, berarti selam cairan mendidih, tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka suhu dan cairan yang mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang diberikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung dari besarnya tekanan atmosfer(Brady, 1999 : 540).
Jadi, titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung terbentuk dalam cairan, berarti selam cairan mendidih, tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah konstan maka suhu dan cairan yang mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang diberikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung dari besarnya tekanan atmosfer(Brady, 1999 : 540).
Titik didih merupakan
satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung
berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan. Cairan yang gaya tarik
antar molekulnya kkuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tarik
lemah, titik didihnya rendah (Brady, 1999 : 541).
Pendidihan merupakan hal
yang sangat khusus dari penguapan. Pendidihan adalah pelepasan cairan dari
tempat terbuka ke fase uap. Suatu cairan dikatakan mendidih pada titik
didihnya, yaitu bila suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan
atmosfer sekitarnya. Pada titik didih, tekanan uap cairan cukup besar sehingga
atmosfer dapat diatasi hingga gelembung uap dapat terbentuk dipermukaan cairan
yang diikuti penguapan yang terjadi di setiap titik dalam cairan. Pada umumnya,
molekul dapat menguap bila dua persyaratan dipenuhi, yaitu molekul harus cukup
tenaga kinetik dan harus cukup dekat dengan batas antara cairan-uap (Petrucci,
2000 : 175).
Bila dalam larutan
biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan komponen lain sukar menguap
(non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut tekanan uap pelarut
akan berkurang dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih, penurunan titik beku
dan tekanan uap osmose. Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat
terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Seperti telah
disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat
terlarut (solute) yang sukar menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan
turun dan ini akan menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik
didih pelarutnya. Ini disebabkan karena untuk mendidih, tekanan uap larutan
sama dengan tekanan udara dan untuk temperatur harus lebih tinggi (Sukardjo,
1990 : 152).
Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi ataupun
lebih rendah dari titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat
terlarut tersebut menguap. Selisih titik didih larutan dengan titik
didih pelarut disebut kenaikan titik didih ( ΔTb ).
ΔTb = titik didih larutan – titik didih pelarut
Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih
larutan sebanding dengan hasil kali dari molalitas larutan (m) dengan
kenaikan titik didih molal (Kb). Oleh karena itu, kenaikan titik didih
dapat dirumuskan seperti berikut.
ΔT = Kb . m
Keterangan:
ΔT = kenaikan titik didih molal
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
m = molalitas larutan
Hukum Roult
Tekanan parsial uap komponen yang mudah menguap dari larutan sama dengan tekanan uap murni dikali fraksi molalnya.
Bila
dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan
komponen lain sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya
zat terlarut tekanan uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan
kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan uap osmose.
Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut dan tidak
ditentukan oleh jenis zat terlarut. Seperti telah disebutkan,
sifat-sifat ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat terlarut
(solute) yang sukar menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan
turun dan ini akan menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari
pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena untuk mendidih,
tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara dan untuk temperatur harus
lebih tinggi
Dalam
dunia industry, kenaikan titik didih sangat diperlukan pemahaman
mengenai kenaikan titik didih. Banyak kegiatan industry yang menerapkan
ilmu kenaikan titik didih. Oleh karena itu penting untuk melakukan
percobaan ini untuk meningkatkan pemahaman mengenai kenaikan titik didih
untuk diterapkan di dunia industry.
Setiap
zat cair pada suhu tertentu mempunyai tekanan uap jenuh tertentu dan
mempunyai harga yang tetap. Zat cair akan mendidih dalam keadaan terbuka
jika
tekanan
uap jenuhnya sama dengan tekanan atmosfer. Pada saat udara mempunyai
tekanan 1 atm, air mendidih pada suhu 100°C, tetapi jika dalam zat cair
itu dilarutkan suatu zat, maka tekanan uap jenuh air itu akan berkurang.
Penurunan tekanan uap jenuh larutan yang lebih rendah dibanding tekanan
uap jenuh pelarut murni menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni.
Diagram penurunan tekanan uap, titik beku, dan kenaikan titik didih
Selisih antara titik didih suatu larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih larutan (ΔTb).
ΔTb = Tb larutan −Tb pelarut murni
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa tekanan uap larutan
lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Hal ini menyebabkan
penurunan titik beku
larutan lebih rendah dibandingkan dengan penurunan titik beku pelarut
murni. Selisih temperatur titik beku larutan dengan titik beku pelarut
murni disebut penurunan titik
beku (ΔTf).
ΔTf = Tf pelarut murni −Tf larutan
Menurut Hukum Backman dan Raoult bahwa penurunan titik beku dan kenaikan
titik didih berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di
dalamnya.
Hukum tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
ΔTb = m×Kf
ΔTf = m×Kf
Keterangan:
ΔTb = kenaikan titik didih
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
ΔTf = penurunan titik beku
Kf = tetapan titik beku molal
m = molalitas
Syarat Hukum Backman dan Raoult adalah sebagai berikut.
a. Rumus di atas berlaku untuk larutan nonelektrolit.
b. ΔTb tidak berlaku untuk larutan yang mudah menguap.
c. Hanya berlaku untuk larutan yang sangat encer, pada larutan yang pekat terdapat penyimpangan.
Tekanan Osmosis
Osmosis adalah proses merembesnya atau mengalirnya pelarut ke dalam
larutan melalui selaput
semipermiabel. Proses perembesan hanya terjadi dari larutan yang mempunyai
konsentrasi yang kecil ke dalam larutan berkonsentrasi besar atau peristiwa
mengalirnya molekul-molekul zat pelarut dari larutan yang lebih encer ke
larutan yang lebih pekat. Selaput permeabel merupakan selaput yang hanya dapat
dilewati oleh partikel-partikel dengan ukuran tertentu. Tekanan osmosis atau
osmosa adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan aliran pelarut ke dalam larutan.
Besarnya tekanan Osmosis larutan oleh Van’t Hoff, dinyatakannya
dengan rumus:
∏ = M R T
∏ = tekanan osmotik larutan (atmosfir)
M = molaritas larutan (mol/L)
R = konstanta gas = 0,08205 L atm mol-1 K-1
T = suhu mutlak (°C + 273) K
No comments:
Post a Comment